Jumat, 18 Januari 2019



بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ



السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Pembahasan kali ini adalah apa itu arti bijaksana???...

Bijaksana bukan hanya harus dimiliki oleh orang tertentu semata, tapi bijaksana itu suatu keharusan yang ada dalam diri dan sifat manusia yang berisi banyak hal dan manfaat. Bijaksana itu diambil dari kata 'bijak' yang artinya 'pandai, adil, dan lainnya' yang artinya bijaksana itu secara kesuluran dan luas adalah suatu sifat dan pemikiran yang mana harus ada dalam diri manusia.

Ingat Allah SWT menciptakan kita dengan begitu banyak kesempurnaan dan nikmat, oleh karena itu kita harus menaati dan melaksanakan segala perintahnya. Bagaimana cara kita melaksanakan-nya yaitu dengan bijaksana, bijaksana bagaimana?, bijaksana dalam dunia dan akhirat. Bagaimana caranya, ada banyak!

أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ

Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2017/08/pengertian-nafsu-akal-qalbu-dan-dalil.html
Terima kasih sudah berkunjung.

أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُور

"Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada." (QS. al-ḥajj:46)

 Sudah jelas dikatan dari ayat diatas kita sebagai mahkluk yang diberikan segalanya, akal dan nafsu, yang begitu sempurna rupanya yang begitu Adam(Manusia) tercipta seluruh makhluk yang diciptakan Allah SWT diperintahkan untuk menunduk kepada nya (adam) oleh Allah SWT. Namun kita bukan bersyukur atas apa yang diberikan dan menjalankan atas perintah yang Allah berikan kepada kita, kita malah lalai, sombong dan kikir. Oleh karena itu kita pun diturunkan kembali drajatnya untuk menyadarkan Allah SWT menciptakan alam semesta bukun untuk sombong dan kikir melainkan untuk berbuat bijak, dan tunduk selalu menyembah Allah SWT.


لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ 

ثُمَّ رَدَدْنٰهُ أَسْفَلَ سٰفِلِيْنَ ﴿التين
٤-٥

 Artinya:
"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya"(At-Tin 4-5).

Sungguh Agung Allah SWT menciptakan kita begitu sempurna, oleh karena itu kita harus mengerjakan segala perintah-nya dan mengerjakan kebajikan dengan dilandaskan sifat bijaksana.

Pembahasan kali ini pertama akan membahas Bijaksan dalam Dunia dan dilanjutkan untuk mendapat Akhirat.

1.Bijaksana Dalam Dunia

  Bijaksana dalam dunia itu bisa dilakukan dengan banyak hal, hanya saja kita perlu kesadaran diri kita untuk melakukan-nya apakah ikhlas dan tulus, agar apa yang kita akukan tidak sia-sia dan menjadi berkah yang sangat besar bagi kita.


  Salah satunya bijaksana dalam bermasyarakat, kita sebagai makhluk sosial, kita tidaklah bisa hidup sendiri tanpa ada pertolongan orang lain, kita tidaklah bisa melakukan segalanya sendiri dan kita juga butuh saling melengkapi dalam menghilangkan setiap kekurangan yang ada pada kita.

 Banyak sifat bijaksana dalam melaksanakan perkerjaan dunia, antara lain
# Di Sekolah
Saat bersekolah itu sangat wajib kita menggunakan sifat bijaksana, bijaksana dalam bersikap, hormat dan taat.
Kita juga harus bijaksana dalam belajar ,yaitu: saat kita belajar jangan-lah kita gaduh dan ramai, tetapi kita harus benar-benar memperhatikan dan memahami semua pelajaran agar semua yang pelajaran yang ada tidak sia-sia dan akan bermanfaat bagi kita bahkan dunia.

#Dikeluarga
Dirumah kita juga harus bijaksana dalam setiap tindakan jangan-lah bermalas-malasan.
Kita harus mealakukan hal yang baik-baik salah satunya membantu orang tua, hormat pada orang tua, dan patuh pada orang tua, sungguh ridho orang tua adalah ridho Allah juga.

Artinya:


Dari Abdullah bin Umar r.a. berkata, Rosulullah Saw. bersabda: “Keridhoan Allah itu di dalam keridhoan orang tua dan kemarahan Allah itu di dalam kemarahan kedua orang tua.” (HR. al-Tirmidzi)
Nahk, itulah bijaksana dalam dunia, bila ada yang kurang mohon dimaafkan. sehabis membahas bijaksana dalam tujuan dunia, sekarang kita akan  akan membahas dalam tujuan akhirat.

2.Bijaksana Untuk Akhirat
  Bijaksana untuk akhirat adalah segala sesuatu yang dikerjakan di dunia keperluan dan perbekalan untuk akhirat nanti.
Apa saja kah itu?
 Itu bida dilaksanakan dengan kita selalu berbuat baik dalam apapun segala yang kita kerjakan, bijak dalam bersikap, patuh pada orang tua, dan beribadah dengan sungguh-sungguh.
 Bahkan, Dalam bermasyarakat kita bisa menabung bekal akhirat dengan membantu menolong orang sekitar, bijaksana dalam bermasyarakat jangan suka membuat perpecahan sesama masyarakat hingga menyebabkan tali silaturahmi putus dan renggang. Kita juga bisa menabung akhirat dengan cara menolong orang yang membutuhkan saat ada orang yang sedang memang kekurangan kita bersedakah-lah yang membuat kita makin menambah tabungan akhirat berupa pahala dan juga bisa mungkin kita akan dibantu orang lain atas apa yang kita perbuat. Oleh kaarena itu sifat bijaksana itu sangat diperlukan dalam kehidupan sehari hari maupun untuk ibadah.
Sekian terima kasih atas pembahasannya kurang lebihnya mohon dimaafkan, karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT, kita makhluk ciptaan-nya hanyalah biang bagi kesalahan.

وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


"Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada." (QS. al-ḥajj:46)

Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2017/08/pengertian-nafsu-akal-qalbu-dan-dalil.html
Terima kasih sudah berkunjung.
"Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada." (QS. al-ḥajj:46

Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2017/08/pengertian-nafsu-akal-qalbu-dan-dalil.html
Terima kasih sudah berkunjung. 
"Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah

Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2017/08/pengertian-nafsu-akal-qalbu-dan-dalil.html
Terima kasih sudah berkunjung.
"Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada." (QS. al-ḥajj:46

Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2017/08/pengertian-nafsu-akal-qalbu-dan-dalil.html
Terima kasih sudah berkunjung.
"Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada." (QS. al-ḥajj:46

Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2017/08/pengertian-nafsu-akal-qalbu-dan-dalil.html
Terima kasih sudah berkunjung.
"Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada." (QS. al-ḥajj:46

Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2017/08/pengertian-nafsu-akal-qalbu-dan-dalil.html
Terima kasih sudah berkunjung.
"Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada." (QS. al-ḥajj:46

Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2017/08/pengertian-nafsu-akal-qalbu-dan-dalil.html
Terima kasih sudah berkunjung
أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ "Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada." (QS. al-ḥajj:46)

Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2017/08/pengertian-nafsu-akal-qalbu-dan-dalil.html
Terima kasih sudah berkunjung.
أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَتَكُونَ لَهُمْ قُلُوبٌ يَعْقِلُونَ بِهَا أَوْ آذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا ۖ فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَٰكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ "Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada." (QS. al-ḥajj:46)

Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2017/08/pengertian-nafsu-akal-qalbu-dan-dalil.html
Terima kasih sudah berkunjung.